ASSALAMU'ALAIKUM Wr Wb. GIMNA KABAR TEMAN-TEMAN NARQWE MOGA SLALU DALAM LINDUNGAN SANG PENGUASA LANGIT DAN BUMI AND PESAN BUAT TEMAN-TEMAN NARQWE KITA HARUS SLALU MENJAGA NAMA BAIK NARQWE MAN HAYS LATEST OKE.......

NARQWE (MAN HAYS LATEST)

Rabu, 29 September 2010

adilah ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama (K.H. Ahmad Sahal)

Tegak Kepala dengan Hidup Hemat
Written by Muhammad Alfan Rumasukun SHI*
May, 25th 2010
Karena hidup itu cuma sekali, maka banyak orang yang menghabiskan waktu hidupnya dengan bersenang-senang. Mereka melupakan hari esok. Mereka akan melakukan segala hal secara berlebihan, agar keinginannya terpenuhi.
Padahal, hidup bukan sekadar untuk saat sekarang, namun juga untuk masa depan. Yang kita miliki saat ini tak layak untuk dihamburkan sia-sia, dan akan lebih baik kita gunakan untuk hal yang bermanfaat dalam hidup masa kini dan bekal masa depan.
Terkait harta, maka kita patut berhemat. Tapi, bagaimana melaksanakan hidup hemat? Hemat bukanlah pelit. Hemat memiliki tujuan positif bukan untuk “menyiksa” diri secara berlebihan.
Perihal pertama dalam upaya berhemat adalah dengan sikap waspada terhadap kebiasaan sehari-hari. Gaya hidup sederhana terkait dengan pilihan, tentang bagaimana kita membelanjakan uang, membeli aneka kebutuhan hidup, termasuk menghibur diri dan menikmati waktu luang. Hidup hemat dan sederhana bukan sekadar perkara membelanjakan lebih sedikit, tapi juga mengonsumsi hal-hal yang sekiranya perlu.
Kedua, sifat impulsivitas. Banyak orang suka membeli sesuatu tanpa perencanaan. Ketika melihat suatu barang lantas menginginkannya, mereka langsung membeli tanpa rencana matang. “I want it, and I want it now!” begitu biasa mereka ungkap.
Padahal, Allah SWT telah mengingatkan: “Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS al-A’rโf/7: 31)
Ayat ini menjelaskan tentang sebuah pelajaran cara bijak hidup sederhana, sekaligus tegas melarang hidup berlebihan. Allah meminta manusia untuk bersyukur dan berterima kasih atas berbagai karunia yang telah Dia berikan.
Sebab, hidup boros apalagi berlebihan, merupakan tindakan yang berlawanan dengan rasa syukur. Juga merupakan tindakan yang meremehkan karunia Allah. Sementara hidup hemat dan sederhana adalah wujud penghormatan atas karunia.
Hidup hemat dan sederhana adalah wujud rasa syukur yang bersifat maknawiyah. Ia merupakan bentuk penghormatan terhadap rahmat Allah yang tersimpan dalam karunia dan kebaikan-Nya, penyebab keberkahan dan ditambahkannya nikmat, sumber kesehatan jasmani layaknya diet, sarana utama untuk merasakan kelezatan nikmat, serta perantara agar kita bisa mencicipi segala kenikmatan yang tersembunyi dalam karunia yang sekalipun tampak tidak nikmat.
Karena hidup boros dan berlebihan berlawanan dengan hikmah-hikmah ini, maka ia memberikan dampak-dampak yang sebaliknya.
Dalam ungkapan syair Arab disebutkan: Anfiq ‘ala qadri mastatha’ta walโ tushif wa ‘is ‘aisyan muqtashidan. Belanjakanlah hartamu sesuai kemampuanmu, jangan berbuat boros dan hiduplah dengan hemat.
Dengan berhemat, kelangsungan hidup kita di masa depan akan lebih cerah dan terjamin. Jika saat ini kita ikhlas menahan diri dari segala ambisi dan keinginan yang tak kenal puas, berhemat dan menjauhi perbuatan boros, insya Allah akan datang suatu masa di mana kita dapat berjalan dengan kepala tegak penuh percaya diri, tanpa harus menanti belas kasih orang lain.
Mari rencanakan masa depan kita agar menjadi Muslim yang tangguh dalam segala aspek kehidupan. Wallโhu a’lam bish-shawโb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar